Karakteristik Etos Kerja Dalam Islam

Mencari info karakteristik etos kerja dalam islam untuk menambah wawasan anda seputar islam.  Silakan anda KLIK DISINI!

Karakteristik etos kerja dalam islam – Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya. Untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya.  Seorang muslim harus mampu menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan juga akhirat.  Dan tidaklah hanya semata berorientasi pada kehidupan dalam dunia akhirat saja.  Namun juga memikirkan tentang kepentingan keduniaan.  Maka untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat maka wajiblah seorang muslim untuk bekerja.  Karena bekerja memang menjadi salah satu kodrat hidup. Baik dalam bentuk spiritual, intelektual, fisik biologis, dan juga kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang. Bahkan seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji seperti potensial, dinamis, aktif, profesional, produktif, dan semata – mata karena prestasi kerjanya. Maka dari itu, agar manusia memang benar – benar hidup dalam kehidupan ini.  Tentu saja ia memerlukan spirit atau ruh.  Untuk ini, al Qur’an diturunkan sebagai ruhan min amrina.  Dan hal ini dimaksudkan yakni spirit hidup ciptaan Allah.  Dan sekaligus sebagai nur (cahaya) yang tak kunjung padam. Tentu saja agar aktivitas hidup manusia tidak tersesat.  Di dalam alquran dan juga sunnah memang banyak ditemukan kandungan yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi.

Karakteristik Etos Kerja Dalam Islam Yang Perlu Anda Tahu

Dalam al Qur’an surat at – taubah: 105. Dan kandungannya berisi tentang dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul – nya serta orang – orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.  Dan kami akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata.  Kemudian lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah anda kerjakan.  Karena seperti yang kita tahu islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk memiliki semangat bekerja.  Selain itu beramal, serta menjauhkan diri dari sifat malas.  Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia.  Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip – prinsip iman tauhid.  Selain itu bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim.  Akan tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang mengelola seluruh alam.  Dan sebagai bentuk dari cara dirinya mensyukuri kenikmatan Allah SWT. Etos kerja juga diartikan sebagai refleksi dari sikap hidup yang mendasar sehingga pada dasarnya juga merupakan cerminan. Dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai – nilai yang berdimensi transenden.  Dan selain itu ciri – ciri seseorang yang memiliki dan menghayati etos kerja akan terlihat dalam sikapnya. Begitu juga dengan tingkah laku yang berlandaskan pada sebuah keyakinan mendalam.

Jika bekerja adalah ibadah dan berprestasi adalah hal yang indah.  Akan ada seperti panggilan dari dalam hati agar bisa terus memperbaiki diri.  Dan mencari prestasi dan juga tampil sebagai bagian dari umat yang terbaik.  Nah, berikut ini kami akan memberikan karakteristik etos kerja dalam islam dalam islam secara lengkap untuk anda:

  1. Memiliki sikap bertanggung jawab

Dalam dunia islam kita selalu diajarkan mengenai takwa.  Untuk takwa ini adalah bentuk bertanggung jawab yang dilaksanakan dengan penuh rasa cinta. Dengan menunjukkan amal prestatif di bawah semangat pengharapan ridha Alla. Sehingga anda akan sadar jika dengan bertaqwa berarti akan ada seperti nyala api dalam hati yang mendorong pembuktian atau menunaikan amanah.  Dimana ini sebagai rasa tanggung jawab yang mendalam atas kewajiban sebagai hamba Allah.  Dan tanggung jawab ini memiliki arti menanggung dan memberikan jawaban.  Sehingga, pengertian taqwa yang bisa ditafsirkan adalah sebagai tindakan bertanggung jawab yang dapat didefisinikan sebagai sikap dan tindakan seseorang dalam menerima suatu sebagai amanah.  Apalagi dengan penuh cinta, ia akan melakukannya dalam bentuk pilihan – pilihan yang melahirkan ama pretatif.  Karena dalam bekerja, seseorang akan dihadapkan pada bentuk 3 tanggung jawab. Yakni tanggung jawab kepada tuhan dan tanggung jawa kepada diri sendiri.

  1. Memiliki sifat percaya diri

Untuk pribadi muslim yang percaya diri akan tampil seperti lampu yang terang.  Dan memancarkan raut wajah yang cerah serta berkharisma.  Bahkan orang yang berada di sekitarnya juga akan merasa tetap optimis, tercerahkan, tentram dan juga mutmainnah.  Karena seperti yang kita tahu percaya diri nantinya akan memberikan kekuatan, keberanian dan juga ketegasan dalam bersikap.  Dan untuk seseorang yang percaya diri akan tangkas dalam mengambil keputusan tanpa adanya arogan serta merasa tangguh dalam mempertahankan pendirian.  Dan hal ini menjadi salah satu contoh tindakan manusia sebagai mahluk sosial.

  1. Manusia memiliki sifat jujur

Orang yang jujur berasal dari kata shidiq.  Kata shidiq merupakan salah satu bentuk penekanan dari shadiq.  Dimana orang ini didominasi dengan kejujuran.  Sehingga dalam jiwa seseorang yang jujur adalah komponen nilai ruhani. Yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji.  Selain itu perilaku yang jujur merupakan salah satu perilaku yang memang diikuti dengan sikap bertanggung jawab.  Atas apa yang telah diperbuat atau intergasi.  Karena kejujuran ini dapat mendorong sikap untuk siap menghadapi resiko dan juga bertanggung jawab.

  1. Memiliki niat yang ikhlas

Dan salah satu hal kompetensi moral yang dimiliki seseorang yang berbudaya kerja islami.  Adalah nilai keikhlasan sehingga memandang sebuah tugas sebagai pengabdian.  Selain itu juga sebagai keterpanggilan untuk menunaikan tugas sebagai salah satu bentuk amanah yang harus dilakukan. Dan untuk motivasi unggul yang ada hanyalah sebuah pamrih.  Kepada hati nurani pribadi dan jika ada imbalan juga bukan menjadi tujuan utama namun hanya sekedar akibat sampingan dari pengadilan yang sudah dilakukan.  Dan selain itu sikap ikhlas bukanlah hanya sebuah output dari cara dirinya melayani.  Akan tetapi juga sebagai input yang membentuk kepribadian berdasarkan sikap yang bersih.  Begitu juga dengan cara mencari rezeki, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh adalah bersih dan inilah salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi.

  1. Menghargai waktu

Dan salah satu esensi dan hakikat etos kerja dalam islam adalah memahami.  Selain itu menghayati dan juga merasakan jika waktu sangatlah berharga.  Dan seperti yang kita tahu waktu merupakan aset ilahiyah yang sangat berharga.  Jika waktu yang diabaikan, maka akan diperbudaj oleh kelemahan.  Dan sebaliknya jika waktu yang dimanfaatkan dengan baik.  Maka akan ada di atas jalan keberuntungan seperti firman Allah SWT.  Berdasarkan pada firman Allah di atas, seorang muslim bagaikan kecanduan waktu yang tidak ingin setiap waktu terbuang percuma tanpa makna.  Selain itu baginya, waktu adalah rahmat yang tidak akan terhitung dan pengertian makna waktu adalah rasa tanggung jawab yang besar atau kemuliaan hidup.

Semoga beberapa info mengenai karakteristik etos kerja dalam islam dalam islam ini bermanfaat dan menambah wawasan anda. Terima kasih atas kunjungan nya.