Feminitas Dalam Islam

Anda sedang mencari info mengenai feminisme dalam islam dan bahayanya untuk menambah wawasan anda. Silakan KLIK DISINI!

Feminisme dalam islam – Hingga saat ini orang masih sibuk bertanya. Bahkan mereka masih sibuk berdebat, melontarkan berbagai argumentasi yang bisa jadi dibangun dari interpretasi pribadi.  Bahkan untuk isu feminisme dalam islam ini memang tidak habis – habisnya diperbincangkan.  Tetapi sesungguhnya, sudahkan kita bersepakat mengenai feminisme dalam islam yang diperdebatkan?. Dimana untuk feminisme tidak sama dengan emansipasi, kita harus bisa memahami hal tersebut. Jika emansipasi diterjemahkan sebagai pandangan yang mengusung peran serta wanita di ruang publik.  Dan untuk feminisme lebih dari itu. Sedangkan apa yang diperkenalkan oleh Charles fourier, aktivitas sosialis utopis pada tahun 1837.  Mengenai soal feminisme adalah bentuk emansipasi secara lebih radikal.   Sehingga dengan latar belakang kejenuhan akan nasib kaum wanita yang terjadi di barat.  Selain itu feminisme ini lahir dan mendukung persamaan mutlak hak serta kewajiban antara laki – laki dan perempuan di berbagai bidang. Misalnya saja seperti sosial, politik, hingga ekonomi.  Apabila feminisme ini memang disamaartikan dengan emansipasi maka dalam koridor itu islam sama sekali tidak akan mempermasalahkannya.  Hal ini karena ajaran yang dibawa islam sama sekali tidak merendahkan martabat wanita. Islam juga tidak datang untuk mengungkung dan memenjarakan mereka dalam sel – sel penjara imanjiner di luar batas kemanusiaan.

Bahaya Feminisme Dalam Islam Yang Perlu Anda Tahu

Feminisme dan islam memang sangat berbeda jauh.  Dimana islam justru memuliakan mereka, menempatkan mereka sewajarnya manusia bukan barang dagangan, apalagi binatang.  Dimana islam mendorong mereka ikut berpartisipasi dalam ruang lingkup publik yang lebih luas seperti halnya laki – laki.  Jika membandingkan dengan peradaban – peradaban di masa lalu, romawi menempatkan wanita ibarat barang.  Dimana pada masa itu kepemilikan atas hak kehidupan ini seutuhnya dimiliki oleh ayah mereka.  Bahkan untuk kebudayaan budha dan hindhu tidak lebih baik daripada itu.  Karena hal kehidupan mereka dimiliki selagi suaminya masih hidup.  Dan setelah suami mereka meninggal, maka ia juga tidak memiliki hak untuk hidup.  Untuk ajaran islam tidak seperti itu, al qur’an sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak. Bahkan islam justru memberikan legitimasi eksistensi kepada wanita. Seorang wanita diberikan porsi hak, kewajiban serta hukum yang sama seperti laki – laki.  Pada kandungan ayat al – qur’an ini. Allah menyampaikan pesan bahwa ganjaran kebaikan yang diterima wanita ini sama persis dengan ganjaran laki – laki terima dalam mengamalkan kebaikan. Dan dalam islam ini memberikan ruang lingkungan dan sosial dan layak bagi perempuan.  Hal ini pun tidak sama seperti kebudayaan elite yunani.  Yang mengharuskan wanita selalu berada di dalam istana.  Selain itu islam memberikan ruang bagi wanita keluar untuk berinteraksi.

Dan dengan beberapa catatan yang memang harus dipertimbangkan demi kepentingan bersama. Meskipun kedudukan antara laki – laki dan perempuan sama di hadapan Allah SWT.  Namun semenjak beredarnya paham feminisme ini. Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi akibat isu kesetaraan gender. Berikut ini adalah bahaya feminisme dalam islam yang dapat anda ketahui diantaranya:

  1. Persaingan antara laki – laki dan perempuan

Dan mengenai bahaya feminisme yang berkembang luas di era modern sekarang ini.  Maka dengan adanya paham kesetaraan gender, persaingan antara laki – laki dan perempuan semakin kuat. Dimana mereka ingin memiliki kedudukan yang sama yaitu bisa mencapai suatu kebebasan yang mereka inginkan.

  1. Kedudukan yang sama antara laki – laki dan perempuan

Di dalam surat al – hurajat ayat 13 dijelaskan jika laki – laki dan perempuan mereka memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Dimana perbedaan bisa dibedakan berdasarkan tingkatan ke taqwaan mereka kepada sang penciptanya.

  1. Melemahkan martabat laki – laki

Jika dalam islam seorang istri harus taat kepada suaminya. Maka saat paham feminisme ini mulai diperdebatkan mengenai kesetaraan gender yang mereka inginkan.  Sehingga bukan tidak mungkin hal ini justru akan melemahkan martabat laki – laki di hadapan perempuan nantinya.  Selain itu mereka memiliki kebebasan untuk memimpin dan menentukan.

  1. Timbulnya pergantian kewajiban di dalam rumah tangga

Jika feminisme ini semakin kuat untuk dilakukan, maka buka tidak mungkin jika kehormatan laki – laki akan semakin rendah. Dan sesuai dengan kodrat Allah SWT.  Dimana yang kita tahu laki – laki memiliki kewajiban sebagai imam sedangkan wanita menjadi seorang makmumnya.

  1. Menentang kodrat Allah SWT.

Dan di dalam pandangan islam, laki – laki memiliki kedudukan yang lebih tinggi yakni mereka memiliki kewajiban untuk memimpin rumah tangganya.  Hal ini tentu akan semakin lemah sejak hadirnya feminisme yang mana perempuan juga memiliki hak yang sama.  Dimana mereka bisa menjadi pemimpin dalam rumah tangganya.  Dan hal seperti inilah yang sangat bertentangan dengan kodrat yang telah diberikan Allah SWT.

  1. Dapat menimbulkan spekulasi negatif di masyarakat

Jika sebelumnya kebebasan seorang wanita sudah diperjuangkan oleh RA, kartini di masanya.  Maka hal tersebutlah yang nampak saat ini.  Dimana perempuan memiliki kebebasan dalam mengutamakan pendapatnya.  Bahkan banyak pula kaum perempuan yang menjadi sosok hebat dan telah menjadi pemimpin. Bagi suatu organisasi atau komunitas.  Akan tetapi hingga kini hal ini masih menjadi bahan perdebatan. Dimana sebelum semua perempuan mendapatkan haknya, dalam bersuara.  Dan hal ini yang menimbulkan paham feminisme semakin kuat untuk dibenarkan. Selain itu mereka akan terus berusaha agar kesetaraan gender ini semakin kuat dan dilegalkan. Apabila hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin jika spekulasi negatif antar masyarakat pun akan timbul seiring dengan kebebasan yang mereka perjuangkan.

  1. Tidak terpenuhinya kewajiban dan kodratnya sebagai perempuan

Jika menurut pepatah lama, wanita memiliki kodrat sebagai ibu rumah tangga.  Dimana mengurus segala keperluan di dalam rumah tangganya.  Sedangkan untuk pria memiliki kewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarganya.  Akan tetapi, sejak ideologi feminisme diberlakukan di sebagai besar negara barat. Dan nampaknya pepatah tersebut sudah tidak berlaku lagi.  Apalagi seperti yang kita tahu, kodrat perempuan yang sejatinya adalah ibu rumah tangga.  Malah berpindah sebagai kepala rumah tangga dengan segala aturan yang mereka tetapkan.  Dimana mereka melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan.  Bahkan hal ini melampaui dari apa yang dikerjakan oleh seorang laki – laki.

  1. Ada kebebasan pada kaum perempuan

Untuk kebebasan sejatinya diperuntukkan bagi siapa saja tanpa pengecualian.  Akan tetapi sayangnya kebebasan tersebut belum berlaku di beberapa negara atau budaya yang mereka anut selama ini.  Dimana sebagian dari mereka masih menganggap jika pria memiliki kebebasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Nah, semoga beberapa informasi di atas dapat menambah pengetahuan feminisme dalam islam bagi kita semua. Terima kasih kunjungan nya dan selama membaca!