Cara Menentukan Awal Puasa Ramadhan

Ingin tahu cara menentukan awal puasa, cara menentukan awal puasa ramadhan untuk menambah wawasan anda mengenai agama islam. KLIK DISINI!

Cara menentukan awal puasa, cara menentukan awal puasa ramadhanSeperti yang kita ketahui bersama, penentuan awal dan akhir bulan ramadhan merupakan suatu permasalahan yang kerap kali melahirkan polemik.  Hampir diantara masyarakat yang ada di Indonesia setiap tahunnya.  Tentu saja hal ini disebabkan perbedaan pendekatan yang dilakukan beberapa kelompok atau ormas islam dalam menentukan awal dan akhir ramadhan.  Dan diantara mereka ada yang menggunakan pendekatan membaca pasang surut air laut untuk cara menentukan awal puasa dan akhir puasa.  Namun ada sebagian lagi yang mengutamakan pendekatan hisab dalam menentukan awal dan akhir ramadhan. Dan dari sebagian besar lainnya mengutamakan pendekatan ru’yatul hilal dalam menentukan awal dan akhir ramadhan.  Berdasarkan beberapa cara menentukan awal puasa ramadhan tersebut tentu saja anda akan bertanya, sebenarnya bagaimana cara nabi muhammad SAW menentukan awal dan akhir ramadhan.  Sebagai sosok yang otoritatif dalam memberikan contoh kepada umat islam dalam permasalahan tersebut.  Terdapat juga sebuah riwayat hadist yang mendeskripsikan metologi nabi muhammad SAW dalam menentukan awal dan akhir ramadhan.  Salah satunya seperti yang telah diriwayatkan oleh said bin musayyab.  Dimana Nabi muhammad SAW bersabda” jika anda melihat hilal maka berpuasalah.  Dan jika anda melihat hilal maka berbukalah.  Namun jika hilal tak terlihat maka semournakanlah 30 hari.

sumber: https://www.pelangiblog.com/2018/05/3-macam-metode-menentukan-awal-bulan.html

Cara Menentukan Awal Puasa Yang Perlu Anda tahu

Dari hadist yang berasal dari HR. Muslim, Al nasa I dan ibnu majah tersebut dapat dipahami jika bahwasanya nabi muhammad SAW menggunakan metode ru’yatul hilal dalam menentukan awal dan akhir bulan puasa ramadhan.Dan hal ini telah tersurat dalam perintah beliau untuk melaksanakan puasa dan mengakhiri puasa jika hilal terlihat oleh kaum muslimin. Dan jika hilal tidak terlihat maka kaum muslimin diperintahkan untuk menyempurnakan bilangan bulan ramadhan selama 30 hari. Bulan ramadhan ini sendiri adalah bulan yang penuh dengan kemenangan. Bulan ini menjadi bulan yang dirindukan oleh umat muslim. Bulan ramadhan selalu dikaitkan dengan puasa, karena saat bulan ini umat islam diwajibkan untuk memenuhi ibadah tersebut.  Saat bulan ramadhan tiba amal kebaikan umat muslim akan dibalas dengan berkah.  Serta pahala yang berlipat gandha.  Terlebih jika memang kita mampu untuk melakukan puasa dengan sempurna. Dalam menentukan awal puasa atau ramadhan, terdapat 2 metode yang umumnya digunakan.  Kedua metode ini adalah rukyatul hilal dan hisab.

  1. Hisab

Hisab juga bisa dijadikan sebagai metode penetuan awal puasa ramadhan. Dimana hisab secara harfiah berarti perhitungan.  Dan dalam dunia islam, kata hisab ini memang dikaitkan dengan ilmu falak.  Atau astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.  Untuk metode hisab ini menghitungkan sebuah pergerakan bulan secara sistematis dan astronomis.  Dengan menggunakan metode hisab, tentu posisi hilal dapat diprediksi keberadaannya meskipun tidak terlihat wujudnya.  Selain itu posisi matahari menjadi penting, karena menjadi patokan umat islam dalam menentukan masuknya waktu salat.  Sementara itu, posisi bulan digunakan untuk mengetahui hilal dalam proses penentuan awal kalender hijriyah.

  1. Rukyatul hilal

Adalah sebuah metode atau cara menentukan awal puasa ramadhan dan juga akhir puasa.  Dimana untuk mengamati hilal ini secara langsung. Dan hilal yang dimaksud ini adalah penampakan bulan sabit atau bulan baru. Dan biasanya, rukyat ini dilakukan pada waktu setelah matahari terbenam dan di beberapa titik yang telah ditentukan. Untuk rukyat ini memang bisa dilakukan secara langsung atau dengan alat bantu seperti teleskop.  Jika hilal terlihat, maka pada waktu petang daerah tersebut telah memasuki bulan baru hijriyah. Akan tetapi jika hilal ini belum terlihat, maka awal bulan ditetapkan mulai magrib dari berikutnya.  Untuk rukyatul hilal di indonesia ini digunakan oleh nahdlatul ulama atau NU.  Dimana berdasarkan pada sunnah rasulullah dan para sahabat serta mengikuti ijtihad pada ulama.  Meskipun menggunakan metode rukyatul hilal. NU tetap menerapkan hisab sebagai alat bantu dan bukan penentu awal bulan hijriyah.

Larangan Cara Menentukan Awal Puasa Ramadhan Dengan Cara Hisab Dari Sisi Akal

Dan adanya penelitian dari sisi ahli hisab ini semuanya bersepakat tentang mustahilnya menentukan ru’yah secara tepat.  Dengan ilmu hisab untuk kemudian di hukumi bahwa hilal pasti dilihat atau tidak dapat dilihat sama sekali dengan ketentuan yang sifatnya menyeluruh.  Meskipun mungkin bisa secara kebetulan. Oleh karena itu, orang – orang yang mementingkan bidang ini dari orang – orang romawi.  Orang india, persia, dan arab juga yang lainnya. dan seperti batlimus yang merupakan pemuka mereka juga datang setelahnya baik sebelum islam atau setelahnya.  Tidak berbicara dalam masalah ini dengan satu huruf pun.  Dan sebaliknya yang membicarakan tetang masalah ini malah orang yang datang belakangan.  Misalnya seperti wisyyar ad dailami dan semacamnya.  Saat melihat bahwa syariat mengaitkan hukumnya dengan hilal mereka. Mereka pun melihat hisab sebagai jalan yang tepat dalam menentukan waktu ru’yah.  faktanya hisab ini bukanlah jalan yang lurus dan seimbang.  Bahkan memiliki banyak kesalahan dan hal tersebut telah dibuktikan Selain itu mereka banyak berselisih apakah hilal bisa dilihat atau tidak.  Tentu saja hal ini disebabkan mereka yang menggunakan hisab ini untuk mengukur suatu yang tidak bisa diketahui dengan hisab sehingga mereka melengceng dari jalan yang benar. Sisi yang jelas dari tidak mungkinnya keakuratan hisab dalam menentukan ru’yah.

Bahkan suatu yang paling mungkin bisa ditentukan oleh ahli hisab.  Jika memang hisab nya benar hanyalah waktu istisrar (tersembungi hilal). Yakni ketika bulatan matahari dan bulan berkumpul pada jam sekian misalnya. Dan ketika matahari tenggelam bulan yang telah terpisah dari matahari dengan jarak sekitar 10 derajat misalnya. Atau jurang dan lebih. Nah, untuk derajat ini dimaksudkan adalah satu bagian dari 360 bagian dalam falak.  Dan mereka membaginya menjadi 12 bagian yang mereka namai ad – dakhil.  Setiap gugusan ada 12 derajat.  Inilah maksimalnya pengetahuan mereka, yakni soal menentukan jarak antara matahari dengan bulan pada waktu fan tempat tertentu. Dan inilah yang mungkin bisa dihitung tepat dengan hisab. Dan adapun bisa dilihat atau tidaknya dengan hilal, maka ini persoalan inderawi dan alami. Tentu bukan perkara yang dihisab dengan matematika. Ada pun jarak sekitar 10 derajat maka akan berbeda, tergantung pada perbedaan sebab – sebab ru’yah sebagai berikut:

  • Berbeda karena tingkat kebersihan udara
  • Berbeda karena perbedaan waktu melihatnya
  • Berbeda karena perbedaan ketinggian, antara tempat yang tinggi dan rendah
  • Perbedaan karena jumlah orang yang mengamati hilal
  • Berbeda karena ketajaman penglihatan.

Nah, itulah kedua cara menentukan awal puasa ramadhan. Sebelum diumumkan pemerintah atau instansi terkait dengan melakukan beberapa tahapan prises di atas. Sehingga mendapatkan kapan waktu yang tepat untuk memulai puasa.